Thursday, June 15, 2017
Gadis Pantai - Pramoedya Ananta Toer
“Jangan kenangkan yang buruk-buruk; itu perbuatan bodoh. Kenang yang indah-indah, yang baik, biar hati tetap bersih, dan pikiran tinggal segar.”
Gadis Pantai lahir dan tumbuh di sebuah kampung nelayan di Jawa Tengah, Kabupaten Rembang. Seorang gadis yang manis. Cukup manis untuk memikat hati seorang pembesar santri setempat; seorang Jawa yang bekerja pada (administrasi) Belanda. Dia diambil menjadi gundik pembesar tersebut dan menjadi Mas Nganten: perempuan yang melayani "kebutuhan" seks pembesar sampai kemudian pembesar memutuskan untuk menikah dengan perempuan yang sekelas atau sederajat dengannya.
Mulanya, perkawinan itu memberi prestise baginya di kampung halamannya karena dia dipandang telah dinaikkan derajatnya, menjadi Bendoro Putri. Tapi itu tidak berlangsung lama. Ia terperosok kembali ke tanah. Orang Jawa yang telah memilikinya, tega membuangnya setelah dia melahirkan seorang bayi perempuan.
Roman ini menusuk feodalisme Jawa yang tak memiliki adab dan jiwa kemanusiaan tepat langsung di jantungnya yang paling dalam.
-
“Jangan kenangkan yang buruk-buruk; itu perbuatan bodoh. Kenang yang indah-indah, yang baik, biar hati tetap bersih, dan pikiran tinggal...
-
Loro Blonyo, dalam Bahasa Jawa yang berarti,”Loro adalah dua”, dan “Blonyo adalah dirias atau didandani melalui proses pemandian”. Me...
No comments:
Post a Comment